SELAMAT DATANG

S3L4M4T D4T4N9 D1 BL0G K4M1 SILAHKAN MELIHAT LIHAT DULU

Thursday, April 5, 2012

perbaikan kopling

Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi. Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syaratsyarat minimal sebagai berikut : a) Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap. b) Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%. c) Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu. 2) Jenis-jenis kopling a) Kopling Gesek Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu : (1) Kopling piringan (disc clutch) Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan atau disc. (2) Kopling konis (cone clutch) Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis. Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu : (1) Kopling plat tunggal Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu. Gambar 2. Konstruksi unit kopling plat tunggal (2) Kopling plat ganda/ banyak Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu. Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi : (1) Kopling basah Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan. (2) Kopling kering Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak). Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi : (1). Kopling pegas spiral Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Sedangkan kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran lambat. (2). Kopling pegas diaphragma Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma. Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan. link download =>

Sunday, April 1, 2012

TKR ENGINE

Desain Prototype Head to Head Piston
Berbasis Aplikasi Superposisi Gelombang untuk Meredam Kebisingan
dan Meningkatkan Power Mesin Kendaraan
A. Latar Belakang
Pertumbuhan pola hidup masyarakat terutama di daerah urban
dan perkotaan telah meningkatkan laju konsumsi energi dan
menyebabkan degradasi lingkungan yang signifikan. Kecenderungan
peningkatan jumlah kendaraan bermotor adalah berdampak pada
meningkatnya kebisingan dan paparan getaran akibat aktivitas
transportasi. Kebisingan dapat menimbulkan gangguan terhadap
aktivitas sehari-hari manusia; menimbulkan stres dan berdampak
terhadap gangguan pendengaram (Parkin dkk, 1971).
Seiring dengan kebutuhan pembangunan, penggunaan
peralatan industri yang menimbulkan kebisingan dan getaran di negara
berkembang termasuk Indonesia, semakin lama akan semakin
bertambah. Hal ini perlu diantisipasi untuk mencegah kerugian sumber
daya manusia, salah satunya adalah dengan meredam getaran dan
suara (Suandika, 2007). Bahkan Pemerintah Indonesia, melalui SK
Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep. 48/MENLH/XI/1996,
tanggal 25 November 1996, tentang kriteria batas tingkat kebisingan
untuk daerah pemukiman mensyaratkan tingkat kebisingan maksimum
untuk outdoor adalah sebesar 55 dBA.
Masalah kebisingan memang sudah menjadi suatu masalah yang
perlu segera dicari solusinya. Banyak penemuan-penemuan mutakhir
yang telah berhasil mengurangi intensitas kebisingan tersebut,
misalnya dengan filtrasi, sound barier, superposisi gelombang, dan
sebagainya.
Superposisi gelombang pada program kali ini muncul akibat
adanya getaran dari dua piston yang bergerak saling berlawanan dalam
satu silinder dengan material (piston dan silinder) yang sama. Jika
getaran yang dihasilkan oleh piston pertama memiliki fase 0
piston kedua akan memiliki
pertama, sehingga jika getaran dari piston pertama dan kedua
dijumlahkan dengan metode superposisi gelombang, maka secara teori
akan dihasilkan intensitas sebesar 0 dB (senyap).
B. Tinjauan Pustaka
Prinsip Kerja Mesin
Cara kerja mesin 4 langkah (4 tak) ada empat macam yaitu:
langkah hisap, langkah kompresi, langkah pembakaran dan langkah
buang.
Langkah hisap. Piston bergerak kebawah (gambar 1), katup
hisap terbuka dan katup buang menutup. Campuran udara da
bakar dihisap masuk (melalui katup hisap).
Langkah kompresi. Piston akan bergerak ke atas, kedua katup
menutup, sehingga udara dan bahan bakar akan dimampatkan.
fase yang berlawanan 180 dengan piston
Empat Langkah
Gambar 1. Langkah Hisap Piston.
, maka
dan bahan
Gambar 2. Langkah Kompresi
Langkah pembakaran. Sesaat sebelum piston mencapai puncak
busi memercikan bunga api dan membaka campuran oksigen dan
udara. Tekanan meningkat dan mendorong piston kebawah (kedua
katup menutup). Daya mekanik inilah yang dimanfaatkan untuk
menggerakan mesin.
Gambar 3. Langkah Pembakaran
Langkah buang. Setelah piston mencapai akhir dari langkah,
katup buang membuka piston bergerak keatas mendorong sisa
pembakaran keluar menuju knalpot.
Gambar 4. Langkah Buang
Siklus ini terus berulang (piston bergerak ke atas dan ke
bawah). Gerakan piston ke atas dan ke bawah ini dimanfaatkan dengan
cara merubahnya menjadi gerakan memutar dan dihubungkan ke gear
box.
Komponen-komponen mesin 4 tak antaralain: busi berfungsi
untuk memercikaan api; katup berfungsi untuk menutup menutup
lubang silinder; piston berfungsi untuk mengatur volume ruang
pembakaran; batang penghubung berfungsi untuk menghubungkan
piston dengan crankshaft; cranckshaft merubah gerakan naik turun
piston (vertikal) menjadi gerakan memutar.
Superposisi Gelombang
Superposisi Gelombang adalah penjumlahan dua gelombang
atau lebih yang dapat melintasi ruang yang sama tanpa ada
ketergantungan satu gelombang dengan yang lain. Bila ada dua atau
lebih gelombang maka fungsi gelombang totalnya adalah superposisi
linear dari masing-masing gelombang. Elastisitas medium akan
mempengaruhi bentuk gelombang yang dihasilkan.
Gambar 5.
Superposisi dua atau lebih gelombang harmoni
dengan perbedaan frekuensi yang kecil dan
Gambar 6. Kecepatan grup
Prinsip Aksi Reaksi Gaya pada Gerakan Berlawanan
Jika sebuah benda bergerak saling berlawanan yang terhubung
dengan tali, maka gaya
dua benda tersebut berlaku gaya yang sama, maka praktis kedua benda
tersebut akan berada pada posisi diam.
di atas, jika piston bergerak saling berlawanan
gelombangnya akan saling meniadakan, namun energi kinetiknya akan
saling menguatkan. Oleh karena itu
sama dalam 1 silinder yang bergerak berlawanan akan menghasilkan
Visualisasi Superposisi Gelombang
harmonik
amplitudonya sama.
(garis putus-putus) dan kecepatan fase
gaya-gaya yang timbul akan saling meniadakan. Jika
sebut Analog dengan kasus tersebut
berlawanan, maka energi
itu, 2 piston dengan material yang
k dilakukan
) fase.
kebisingan mesin yang relatif kecil, serta dengan besarnya energi
kinetik yang dihasilkan akan semakin besar. Artinya, selain meredam
kebisingan mesin, juga akan meningkatkan power mesin kendaraan.
C. Daftar Pustaka
Anonim, 2010, www.baluanggara.wordpress.com, diakses pada 10:45
wib tanggal 25 Agustus 2010.
Anonim, 2010, www.motorpulsa.com, diakses pada 15:45 wib tanggal 15
September 2010.
Anonim, 2010, www.yamaha-vega.or.id, diakses pada 10:25 wib 24
September 2010.
Suandika, Mastria. 2007. Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan
Profil Silinder yang Dubuat dengan Material Titanium dengen
Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga. FT USU, Medan.
Parkin, P.H., and Humphreys, H.R.. 1971. Acoustics, Noise and Buildings,
Faber and Faber, London.